Tetralogi 4 Season: Ilana Tan

Bicara Ilana Tan, tentu teringat akan novel-novel drama mahakaryanya. Apalagi para kaum perempuan pasti jelas tahu. Banyak yang suka dengan serial ini, tetapi tak sedikit pula yang menghujatnya karena ceritanya yang terlalu perfect dan imaginative, tapi lha wong namanya juga novel, pasti fiksi. Lu ngayal sampek gila di luar batas ya terserah yang penting orginal dan bisa nyenengin pembaca.
Bagi saya sebagai orang biasa, suatu karya yang bagus, entah buku atau film, adalah yang bisa membawa penikmatnya bener-bener masuk ke dalemnya, terbang dari dunia nyata, masuk ke dalam cerita, dan ketika selesai membaca/menontonnya, kita punya keinginan masuk ke dunia itu. Dan saya rasa novel Ilana Tan punya hal itu. (wah neges pol hahaha, bukan orang sastra, ini ngomong cuma bermodal nilai bahasa dan sastra di rapot kemaren A 8,50 dan ujian nasional kemaren dapet angka 8,8 hahaha)

 Tetralogi Empat Musim by Ilana Tan
Genre Novel : Mellow Dramatic Romantic
Empat buah novelnya yang dijuluki sebagai tetralogi four seasons atau empat musim itu terdiri dari : Summer in Seoul,Autumn in Paris, Winter in Tokyo dan Spring in London. Memang saya akui dia seorang penulis yang hebat. Dia pandai menyentuh perasaan pembacanya, ia sanggup membuat pembacanya merasakan apa yang ditulisnya. Novel-novel drama lain yang sudah ‘senior’ layaknya Dealova — yang notabene dulu juga gembor karena disebut-sebut sebagai “novel yang bikin nangis”, bisa dibilang kalah dibanding novel-novel karya Ilana Tan ini.
Saya mulai membaca karya-karyanya dimulai dari keisengan saya melihat buku Autumn in Paris yang dipinjam kakak perempuan saya dari temannya tergeletak keleleran di meja. Karena pada dasarnya saya suka membaca buku apapun dan novel bergenre apapun — dan memang nganggur pol, saya iseng-iseng membacanya. Eh dibaca-baca pintar juga nih penulisnya, ada sesuatu yang berbeda dari cara penulisannya dibanding penulis-penulis drama Indonesia lainnya. Cewek-cewek dijamin kesentuh, bisa nangis bombai malah. Sejak saat itu, kakak saya mulai mengoleksi keempat serinya. Membaca novel-novel ini mungkin bisa membesitkan pikiran kita seperti cerita-cerita drama Korea. touching your hearts and feels. Mellow, Dramatic, Touching. Ilana menguji sisi melankolis anda sebagai pembaca.


 Hingga saat ini sang penulis, Ilana Tan, belum diketahui identitasnya secara jelas, dia tidak pernah menjelaskan dirinya di tiap novelnya. Tak ada informasi apapun dimanapun, di internet pun juga tidak — yah coba deh google sendiri kalo gak percaya, gak ada dimanapun, fotonya doang aja juga gak ada, apalagi kalo lu nyarinya di facebook twitter, tambah gak ada. Misterius. Hebat. Salut dengan penulis yang seperti ini, low profile, dengan begitu jelas bahwa ia menulis bukan untuk popularitas dan materi semata, tetapi ia memang ingin menulis. Ia menulis dengan hati, berhasil memberi jiwa pada cerita-ceritanya.
Urutan tetralogi ini dimulai dari Summer in Seoul (2006), Autumn in Paris (2007), Winter in Tokyo (2008), dan yang paling baru dirilis februari lalu adalah Spring in London (2010). Sebenarnya semuanya bagus, tapi yang paling banyak direcommend adalah seri pertamanya, Summer in Seoul. Semua pembacanya berharap Ilana Tan tidak berhenti menulis setelah proyek Empat Musim ini berakhir. Selain itu, tidak sedikit yang berharap keempat seri ini dapat diangkat sebagai film layar lebar, meskipun masih ngayal ya orang Indonesia mau dan punya modal nggarap nih tetralogi, mengingat tempatnya di 4 negara. Saya malah mengharapkan novel-novel ini bisa disutradai oleh salah satu sutradara serial drama-drama Korea, karena memang saya pikir mereka punya satu pikiran dan bakal cocok dengan Ilana Tan.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS